Jumat

Pelangi Untuk KaZu (bag 2. tamat)

"memandangi pelangi malam sangat aku rindukan, Adrian"

Tak terasa hampir sepekan aku di indonesia, terpaksa aku yang bisa cuti 2 minngu harus segera kembali ke Jepang,  yang 1 minggu lagi? Itu untuk persiapan ujian dan bahan – bahan praktek. Selepas mengepack barang – barang yang penting, kami sekeluarga menunju bandara untuk memesan tiket.
Dengan menumpan kendaraan sewaan kami melintasi jalanan kota jakarta semua berjalan dengan lancar sampai suatu ketika,,

Dinnnn dinnn...!!!” sopir mobil yang mengendarai mobil yang kamu tumpangi membunyikan klakson dengan keras, karena di depan ada orang yang seenakny meyebrang jalan.
Ya Tuhannn...!!” Ibu berteriak...
ckiiittt...!!!!!, Bruak...!!” pandanganku Gelap, aku merasa ingin tidur..
nguing –nguing..!!” sayup – sayup tapi terdengar makin kencang kudengar seperti suara yang ku kenal, iya, sirene ambulance..
Ya Tuhan, apa yang telah terjadi..? bagai mana keluarga ku..?” gumanku dalam hati
......

dokter..!!” ku dengar suara wanita memecah keheningan yang aku rasakan
ada apa ini..?” tanya seorang dokter kepada perawat yang bergegas mendorong meja beroda
kecelakaan dok..., satu keluarga, semua selamat, tapi yang kecila lumayan parah, masih pingsan”. Pernyataan itu membuatku terkejut, aku masih belum percaya
mungkin ini halusinasiku saja”. Gumanku..
 “hei kamu, siapa namamu?” tanya dokter yang  memeriksaku.
Adrian”  jawabku lirih dan meringis menahan sakit, entah sejak kapan aku berada di ruangan ini,
Kazu..” kataku pelan
“Kazu..? adikmu itu”. Sahut dokter itu
“iya dimana dia?, Bapak, Ibu..?” aku panik, mataku pdih, ingin menangis.
tenang, Orang Tuamu baik – baik saja, mereka sedang mengurus administrasi, tapi adikmu..” Dokter itu berhenti meneruskan kata – katanya sembari menghela nafas..
“kamu yang sabar ya, kami akan berusaha yang terbaik...”
Kazu,,,,” aku ingin menangis, kali ini benar – benar ingin menangis hingga bibirku bergetas dan air mataku pun tumpah, aku menangis terisak
Ya Tuhan kenapa Kazu,, kenapa bukan aku...!!” aku ingin berlari dimana adikku itu berada tapi bahkan mengangkat kepala saja aku tak mampu. Tak lama kemudian orang tuaku menyusul keruanganku,

Yah, dimana Kazu..., Bu Kazu gimana..” ntah sejak kapan aku menjadi cengeng seperti ini. Aku sangat terpukul, aku tak bisa lagi berkata – kata.
Tenang dri, semua dokter sedang berusaha..”
Kazu gimana yah” aku memaksa, aku sangat ingin tahu apa yang terjadi dengan adikku
Kazu.., hiks...” Ibu menangis, air mataku semakin deras bercucuran, jantungku berdegub amat kencang waktu itu, tubuhku gemetaran.
Buu...” aku memelas,Sambil menahan air mata ayah menceritakan,
Karena kecelakaan itu..”
Sudah yah, jangan,” ibu melarang ayah bercerita.
Adri ingn tahu bu,, yah..” aku semaking cengeng.
karena kecelakaan itu, kepala Kazu terbentur kaca samping, itu membuat Kazu kemungkinan gegar otak, dan yang lebih parah Mungkin kalau Kazu selamat dia akan buta, tapi kalau dilihat keadaan sekarang menurut analisa dokter, kemungkinan kazu..” Ayah akhirnya tak kuat membendung air mata, ibu pun terisak..
Kazuu..” tubuh ku semakin lemas,
Yah aku ingin ke tempat kazu sekarang” mintaku pada bapak dengan terbata – bata,
Tapi kamu masih begini..” balas bapak
Adri nggak mau tau...” aku ingin berdiri tapi kepalaku sakit sekali,
Ya sudah pak, tidak apa – apa kita dorong bersama ke kamar Kazu”. Sahut dokter yang dari tadi berada di situ, kulihat matanya pun berkaca – kaca. Dan akhirnya aku di dorong ke kamar no 18, dimana Kazu berada. Hingga saat aku didorong, seisi rumah sakit memperhatikan kami.
Ya Tuhan..., Kazu...” tangisku makin menjadi ketika memasuki kamar itu, dan yang lebih membuat hatiku remuk adalah, kulihat dengan mata kepalaku sendiri tubuh gadis mungil itu terbaring tak berdaya, selang infus menusuk di tangannya dan tabung – tabung oksigen di sekelilingnya..
Kazuu...” aku berusaha meraih tangan mungil itu
Kakak...” kudengar suara yang amat ku kenal..
iya, kakak di sini..” aku berusaha meraih kepala kazu dan mengelus rambutnya yang lembut, entah kekuatan dari mana yang membuat aku sanggup melakukan hal itu.
kakak jangan nangis..,” Ya tuhan, aku sangat tiak bisa menahan air mataku ketika mendengar Kazu berkata demikian.
iya kakak nggak nangis lagi..” aku berusaha semampupu untuk tidak menangis, tapi keadaan sekelilingku yang membuat aku terpojok, Bapak, Ibu serta dokter dan perawat di ruangan itu meneteskan air mata.
Kakak janji ya  nanti kalau Kazu sembuh kakak mau ngajak Kazu ke jepang...” kata Kazu lirih, dan terbata, namun kulihat dari wajahnya ia berusaha untuk tegar.
kak, nanti kita lihat pelangi di jepang kan.., kaka gendong Kazu ya??”  kata kazu lagi
Iya kakak Janji, Kazu mau kemana aja kakak turutin tapi Kazu harus sembuha ya..”. Seisi kamar semakin tegang, perawat yang tak kuat menahan emosi pun meninggalkan kamar.
Janji ya kak..” Balas Kazu,suaranya makin pelan..
iya..” tangisku semakin pecah, begitu Bapak dan ibuku..
Kazu,..”
bib bib bib...”  terdengar alat pendeteksi detak jantung yang entah itu apa namanya mulai tidak teratur. Kulihat kazu terbatuk – batuk dan kejang..
dokter...” Ibuku terisak, kemudian seorang perawat menarik tempat tidurku, dan melakukan tindakan penyelamatan, awalnya dokter ingin menggunakan cara dengan alat kejut yang bentuknya seperti setrika tapi Bapak menolak, dan dokter itupun mengerti.
aku berusaha memahami, memang kita boleh mengharapkan keajaiban, tapi kita juga tidak boleh harus selalu mendapatkan keajaiban, Tuhan selalu punya rencana. Lagipula, aku lebih baik memotong leherku sendiri ketimbang melihat adkkiku yang masih kecil itu terlihat tersiksa, dipaksa untuk hidup dengan di kejut.
bib bi.....bb...” suara nyaring panjang terdengar,
“Kazu...” semakin sesak dadaku, semakin gelap pandanganku, ingin rasanya aku menyusul Kazu,,,
gelap, sesak, lagi – lagi aku merasa ingin tidur....

Sepi, sekarang hanya itu yang aku rasakan, sekarang aku  benar – benar kesepian, tak ada lag yang bisa membuatku semangat untuk pulang ke Indonesia. Setelah kematian Kazu, kami memutuskan untuk pindah ke jepang, bagaimana pemakaman Kazu?  aku sangat bersyukur di saat kesulitan bantuan datang kepada kami, ayah angkatku di Jepang membantu kepengurusan pemakaman Kazu, ya, Kazu kami makamkan Di jepang, tak jauh dari tempat yang aku janjikan.

         Kazu, sekarang waktuny,lihat langit, Kazu senangkan akhirnya bisa lihat Pelangi di jepang..” kataku sembari mengusap nisan Kazu, aku terduduk di makam Kazu dengan membawa snowglobe hanya itu yang tersisa dari Kazu.
Memandangi ke atas, membayangkan bagaimana senyum Kazu, Adikku yang amat ku sayang...

(HN'S')

0 komentar:

Posting Komentar

jangan segan berkomentar ya, beri saran dan jika ada link yang mati atau file tidak berkerja.
terima kasih.