Rabu

Kalau sial gak kemana

            Pagi ini aku terbangun lebih awal, badan ku berkeringan hingga membuat baju yangku pakai menjadi basah. Aku bermimpi buruk.
            “ Ah untung Cuma mimpi”. Gumanku dalam hati 
Selepas sholat subuh, aku bersiap – siap mandi dan membereskan kamar tidurku, saat ini kau sekolah di sekolah di dekat rumahku menjadi anak kos memnag harus  serba mandiri. Setelah sarapan aku langsung meluncur ke kampus.

            Oh ya namaku Reno, Reno Dwi Irawan. Kalau di lihat dari namaku aku memang anak ke dua dari tiga bersudara. Aku kuliah di slah satu universitas negeri di kota, sekarang aku semester 6. pagi itu pukul 8.30 mata kuliah english for spesific purpose di mulai, kulihat di sekeliling teman – temanku masih ada yang tampak mengantuk, dosenku adalah pak Yanto.
            “ Baiklah saudara – saudara sekalian, silahkan kumpulkan tugas yang teal saya berikan minggu kemarin”.
            Jleb, sontak kata – kata itu membuat aku terkejut, aku benar – benar lupa kalau tugas belum aku kerjakan.
            “ Maaf pak,tugas saya belum selesai..” kataku was –was
            “ Loh kan sudah saya ingatkan minggu kemarin untuk segera di selesaikan
            “ Iya pak ta..” belum selesai aku bicara pa Yanto memotong
            “ Ah sudah, kamu keluar
Ctar..!! bagai petir yang menyambar di siang hari, aku keluar kelas denan perasaan malu, kesal dan lain – lain yang bercampur aduk. Bagaimana tidak, masih pagi sudah di timpa sial. Seelah keluar kelas aku memutuskan untuk pergi ke kantin, kebetulan aku memang belum sarapan pagi ini..
            “ Bu saya pesan mie goreng ya…” kata ku kepada pemilik kantin
            “ Pakai telur..?” tanya ibu itu
            “ Iya..” jawabku singkat
Tak beberapa lama kemudian mi goreng lezat pesanan ku pun datang, aku makan dengan lahap nya. Tapi., lagi – lagi sepertinya hari ini aku sedang sial saat ku buka dompetku ternyata hanya aduang 5000 rupiah saja.
            “ Siallll..!!” wajahku pucat, aku bingung harus bilang apa, dan lagi saat itu kantin sedang ramai.., lengkaplah penderitaanku. Di dalam hati ku terus berdoa supaya kanting cepat sepi. Nampak nya doa ku terkabul, tak berapa lama kemudian kantin berangsur – angsur sepi, saat itu tinggal aku dan pemilik kantin itu yang tinggla. Setelah mengumpulkan mental kau pun nekat..
            “ Maaf bu, bukannya saya tidak mau membayar, tapi saya lupa kalau saya belum dapat kiriman” jantungku bedegub sangat kencang, keringat dingin membasahi punggungku meski sebenarnya kiriman itu sudah ada, tapi aku lupa menaruh ke dompet.
            “ Oh itu, tidak apa – apa, banyak juga kok yang berhutang..” jawab ibu bijaksana, rasanya aku seperti melihat malaikat.
            “ Syukurlah, maaf ya bu, besok saya bayar…” balasku lega , aku pun meniggalkan kantin.

            Rasanya hari ini memang berat, masih pagi sudah di timpa sia, aku baru sadar arti mimpuku semalam. Tapi sesungguhnya itu kesalahanku. Lain kali aku harus lebi teliti yang waspada untuk tidak meremehkan hal yang ku anggap sepele, tapi besar resikonya.





0 komentar:

Posting Komentar

jangan segan berkomentar ya, beri saran dan jika ada link yang mati atau file tidak berkerja.
terima kasih.