Minggu

Bunga Terakhir.(bagian 1)


Kala senja semakin berlalu,malam pun segera menggantinya. nyayian suara jangkrik serta alunan katak berirama menambah dinginnya suasana malam ini membuat Dani semakin terlarut dalam lamunannya.
          “Andai saja dulu aku tak menyakiti hatinya, mungkin sekarang aku tak akan begini..”, tapi penyesalan memang selalu hadir belakangan. Dani masih bisa mengingat seorang gadis sahabatnya . Dani selalu merasa gembira seakan tak ada beban dalam fikirannya, yang ada hanya dia,dia dan dia…..hingga pada suatu hari….
          “Hallo dan, nanti kita bisa ketemuan ga’?..” kata Mirna
          “Eh..Gimana ya aku lagi sibuk nih kapan-kapan aja ya,sekrang gue lagi di cafe tempat biasa ad a temen dari luar negeri datang  indonesia…..”. Dani menghindar.
          “Ya udah kalo kamu memang sibuk banget,..”
          “Makasih ya kamu bisa ngertiin aku. met malem”. Dani sambil menutup telepon.
          Tapi Dani tak menyangka kalau dia ternyata menyusul.
          “Mirna, kenapa lo kesini…?”
          “Dan,lo..tega banget ama gue, kenapa sih lo ga pernah mau jujur sama gue kalo lo udah punya cewe lo tau  ga gue udah berharap banyak dari lo,tapi…tapi lo…akhhh..”Mirna menangis sambil memukul-mukul dada Dani.
          “Mirna dengerin gue dulu,gue tuh Cuma….”
          “Apa lo Cuma mau ngomong kalo lo sama dia Cuma temenan gitu, lo tega  gue gak nyangka Dan,…hu..hu…hu….”.
          “Mirna..,mirna tenang, ok gue jelasin tapi lo tenang dulu.” kata Dani mencoba menenangkan Mirna.
          “Gak ada yang perlu dijelasin, gue udah terlanjur kecewa ama lo mulai sekarang….mulai sekarang persahabatan kita putus sampe disini….”
          “Mirna……!!!!.” Dani berteriak memanggil Mirna yang berlari meninggalkan Dani. Dani terdiam menatap Mirna yang terus berlari  tiba-tiba.. ”Ckiiiit…Bruak”. mobil pick-up merah menabrak Mirna, membuat tubuh mungil itu tergeletak tak berdaya darah segar mengalir dikeningnya,disaat kritisnya Mirna mengatakan sesuatu
          “Dani, se…sebenarnya,,uhuk..sebenarnya gue cinta ama lo”. Kata Mirna dengan terbata dan mengucur darah dari mulutnya. hal itu membuat Dani menitikkan air matanya.
          “Mirna, gue juga cinta ama lo,tapi lo jangan mati…gue nggak mau kehilangan lo”.
Mirna tak menjawab
          “Mirna….bangun mirna…….” desah Dani dengan mendekap tubuh Mirna yang tak bernyawa.
          “Aku memang bodoh mengapa selama ini aku tak berterus terang padanya jika selama ini aku tak ada perasaan padanya, tapi mungkin dia sudah berharap banyak dari aku. ya tuhan mengapa kau menghukumku sedemikan rupa. dia terus membayangi hidupku dan membuat aku tersiksa.” sesal Dani.
          Malam semakin larut dan membuat Dani terlelap dari mimpinya……
          Setelah kejadian itu semakin membuat Dani sadar bahwa kenangan lalu biarlah berlalu,kini Dani berfikir bagaimana masa depannya nanti.
          Mentari telah terbangun dari pembaringanya pagi telah menyonsong,setelah sholat subuh dan merapikan kamar tidur Dani bersiap untuk memulai hari-harinya menuntut ilmu sebagai seorang pelajar itu memang kewajibannya.
          Teng……….!, bel sekolah telah berbunyi semua murid memasuki kelas masing - masing,begitu juga Dani menuju kelas XII IPA, adalah hal yang membanggakan apa lagi Dani Wijaya bersekolah di sekolah yang terkenal  “SMA Tunas Bangsa”  adalah sekolah paling populer dan sekolah paling berkualitas.
          Meski kelas unggulan tetapi sikap anak –anak tak ubahnya seperti berandalan, suasana kelas ramai sekali, ada yang saling melempar kertas, lalu ada siswa banci yang bergaulnya sama siswa cewek. tapi Dani hanya duduk dibangkunya sambil membaca buku pelajaran, tapi kadang ada anak yang menjahilinya.
          “Hallo cowo, .gue kangen ma you” kata Beni si bencong sambil mencolek pipinya
          “Udah deh dari pada lo gangguin gue,enakan lo main kuda-kudaan ma Toni”. bentak Dani sambil menunjuk anak yang duduk dipojok, dia nggak kalah aneh tampangnya culun pakai kacamata bulat tebal.
          Gelak tawa pun tak terelakkan membuat suasana kelas menjadi gaduh meski hari itu masih pagi. dan kelas baru bisa tenang ketika Pak Tora masuk kekelas.
          “Selamat Pagi anak-anak.” . sapa Pak Tora dengan Gaya garangnya yang khas memasuki kelas kami.
          “Selamat pagi pak…...”. jawab murid-murid kompak.
          “Anak-anak hari ini ada murid baru dikelas kita, coba nak perkenalkan namamu..”. kata Pak Tora mempersilahkan anak itu.
          “Ya pak...Nama saya Ranti, Ranti Sartika Dewi, saya pindahan dari jawa tengah.”.katanya dengan logat jawa yang kental.
          “Enten opo kowe rene..” kata salah seorang teman kami dengan bahasa jawanya.  suasana kelas menjadi ramai kembali karena kelucuanya semua tertawa.
          “Sudah..sudah Pak Tora menenangkan.”. kelas menjadi tenang kembali.
          “Ya sudah ,Ranti kamu duduk di samping anak itu, Dani sekarang kamu duduk sama Ranti ya..”
          “Ya Pak”. jawab Dani.dan Ranti duduk disamping Dani, dan mengulurkan tangannya mengajak berkenalan.
          “Hai, namamu Dani ya, aku Ranti, Ranti Sartika Dewi salam kenal”. kata Ranti sambil tersenyum.
          “Dani, DaniWijaya, salam kenal juga..” Dani menjawab sambil membalas senyuman.
nampak lesung pipit yang menghiasi pipi Ranti yang berkulit ayu itu,ia tampak cantik sekali, Dani sampai terpesona. tapi Dani kembali teringat masa lalunya..
          Bel istirahat berbunyi nyaring murid-murid berhamburan keluar kelas, ada yang menuju kantin perpustakaan. tapi Dani tidak, sebagai penanggung jawab kelas dan anggota pengurus OSIS Dani berkewajiban membimbing siswa baru. Dani dan Ranti berkeliling sekolah,banyak juga yang ditanyakan anak itu sampai membuat Dani sendiri bingung. yah tapi baguslah sekolah memang butuh orang yang aktif seperti dia” guman dani di dalam hati. Bel sekolah berbunyi kembali murid masuk kelas.sekarang jam pelajaran matematika di bimbing oleh pak Hartono,kepalanya botak hingga murid memberinya julukan Pak botak dari goa hantu,nggak sopan.
bersambung..

0 komentar:

Posting Komentar

jangan segan berkomentar ya, beri saran dan jika ada link yang mati atau file tidak berkerja.
terima kasih.