Mengarjakan
PR bersama adalah kegiatan rutin andi dan doni sepulang sekolah. Walaupun
mereka tidak satu kelas, namun rumah mereka bersebelahan. Hal itu membuat
mereka banyak menghabiskan waktu bersama. Baik saat belajar maupun bermain.
Hari
ini pembagian raport smester genap.andi dan doni mendapat nilai yang memuaskan.
Musim liburan pun disambut dengan gembira. Pada sore hari, andi dan doni sudah
berencana untuk bermain layangan dilapangan yang jaraknya tidak begitu jauh
dari rumah mereka. Hari ini giliran andi yang menjemput doni dirumahnya.
“ kamu
sudah siap,don?”
“ sebentar,
ya. Ibu pesan kalau mau main, harus nunggu kakak pulang dulu. Solanya ibu lagi
kerumah nenek.”
“ kakakmu
kemana?”
“ katanya
keacara ulang tahun temannya. Kakak bilang sama ibu jam 4 sudah dirumah.”
Tanpa
terasa sudah satu jam berlalu, tapi kakak doni belum pulang juga. Keduanya
mulai resah, sebab waktu sudah menunjukkan pukul setengah lima sore. Sementara
langit sudah kelihatan mendung. Angin sepai sepoi berhambus lembut, tapi
semakin lama semakin kencang. Paras andi dan doni terlihat tak bersemamgat
karena gagal main layangan. Dengan cuaca begini, layangan tidak mungkin
terbang.
Hujan
rintik-rintik mulai membasahi halaman. Keduanya masih diam seraya berfikir.
Sejenak doni beranjak dan menepuk bahu andi sebagai ajakan untuk mengikutinya.
“ayo
kegudang, di”
“mau
ngapain, don?”andi keheranan. Digudang doni, banyak tersimpan barang bekas yang
sudah tidak terpakai. Doni membongkar barang,tanpa mengatakan apapun. Andi
hanya menunggu sambil memperhatikan. Sudah seperempat gudang dibongkar dan doni
belum menemukan apa yang ia cari. Akhirnya andi memutuskan untuk bertanya lagi.
“don,
kamu cari apaan? Aku, kan, bisa bantu.”
“karton
bekas, di.”
Hanya
beberapa langkah andi menuju kesatu sudut gudang dan kembali lagi dengan
membawa karton bekas.
“kok,
kamu enggak bilang dari tadi? Gerutu doni.”
“
lo, kan, kamu yang tidak mau bilang sama aku.”
Walau
sudah menenmukan karton bekas, andi belum tau apa yang dipikirkan sahabatnya
itu. Ia hanya mengikuti doni berjalan kehalaman belakang rumah. Ternyata huajan
sudah membuat halaman belakang tergenang air.
“
disini tanahnya rendah, jadi cepat banjir.”kata doni.
Kini
andi paham ide sahabatnya itu. “ ayo kita membuatnya!” seru andi dengan
semangat.
Tidak
membutuhkan waktu yang lama untuk membuat sampan mainan, juga tidak memakai
bahan dan alat yang banyak. Hanya menggunakan karton, guting, dan perekat.
Mereka membuat sampan masing-masing. Setelah selesai, sampan mereka diberi
nama. Kemudian mereka meletakkan sampan digenangan air dan melihatnya
terombang-ambing karena gelombang air. Memang bentuk sampannya tidak sempurna,
namun mereka terlihat senang.
“
doniii, “ terdengar suara ibunya memanggil dari dalam.
“
iyaa, buuu,” doni menyahut sambil melangkah masuk.
“
tadi jadi main layangan?”
“
tidak, kakak pulangnya lama. Lagian hujan, bu.”
Karena
asyik main, doni buru-buru permisi untuk melihat sampannya dihalaman belakang.
Sayup-sayup terdengar suara ibunya dari dalam seperti sedang memarahi
seseorang.
“
pasti itu kakak kena marah,” kata doni sambil cekikikan.
“
habis kakak kamu enggak tepat janji sih, don. Kita jadi gagal main layangan.
Tapi enggak apa-apa juga, sekarang kalu hujan kita jadi punya mainan baru. Ya,
kan?”
Doni
mengangguk cepat tanda setuju pada sahabatnya. Sambil memperhatikan sampan
mereka berlomba, mereka tertawa riang. Walau hujan turun, mereka tetap dapat
bermain bersama. Bahkan dengan mainan baru yang mereka buat sendiri.
keren
BalasHapus