OBESITAS bukan hanya permasalahan berat badan yang memicu risiko penyakit jantung. Penyakit ini ternyata juga mempengaruhi kondisi otak.
Menurut studi, anak dengan obesitas memiliki wilayah otak dengan nama orbitofrontal cortex yang mengontrol keinginan terlihat mengecil dibanding anak-anak yang tak mengalami obesitas. Semakin kecil wilayah otak, keinginan untuk makan secara impulsif akan semakin besar.
Menurut peneliti, naiknya berat badan juga menyebabkan penurunan volume total otak pada orang dewasa. Kelebihan lemak memicu terjadinya inflamasi yang membuat stres pada tubuh dan mempengaruhi otak. Lemak pada perut (lemak visceral) berperan pada pengurangan volume otak. Pada akhirnya, lemak visceral akan melepaskan profil hormon unik yang mempengaruhi tubuh dengan cara yang berbeda dibanding hormon yang dilepaskan lemak subcutaneous atau lemak yang berada di bawah kulit.
Obesitas juga menganggu ingatan, terlebih pada perempuan yang mengalami menopause. Studi yang dipublikasikan dalam jurnal the American Geriatric Society menunjukkan, tes memori pada perempuan yang mengalami kenaikan indeks massa tubuh (BMI) sebesar satu poin terkait dengan penurunan satu nilai pada tes ingatan berskala 100. Hormon yang dilepaskan lemak bisa merusak ingatan. Hormon ini bisa menyebabkan peradangan yang dapat mempengaruhi kognisi otak.
Studi ini telah dipresentasikan dalam forum American Academy of Child and Adolescent Psychiatry.